- Botani dan Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter.
Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina terdapat
pada satu pohon. Bunga kelapa
sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar
(Setyamidjaja,.2006). Akar tanaman
kelapa sawit mempunyai sistem perakaran serabut. Jika aerasi cukup baik, akar
tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan
yang tumbuh ke samping dapat mencapai radius 16 m (Sastrosayono, 2003)
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah
hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering
akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun
majemuk yang di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Buah kelapa sawit terdiri atas
beberapa bagian, yaitu eksokarp, perikarp, mesokarp,
endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak mengandung 45 – 50 % minyak dan
berwarna merah kuning karena mengandung karoten. Buah sawit mempunyai warna
bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan
(Sunarko, 2007).
- Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Habitat
aslinya kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Tanaman ini tumbuh sempurna
di
ketinggian
1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk
membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil,
2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan
dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan penyinaran antara 5-7
jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.
Kelapa sawit
dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.
Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik.
Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika
kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah
berupa pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
- Kesesuaian lahan
Lahan
yang sesuai untuk kelapa sawit dapat
berupa hutan primer dan sekunder, semak belukar,
bekas perkebunan komoditas lain (karet, kelapa,
kakao), padang alang-alang, atau bahkan bekas kebun
tanaman pangan (jagung, singkong, padi gogo), serta
kebun kelapa sawit tua (peremajaan). Teknik
pembukaan lahan dapat dilakukan secara manual, mekanis,
kimia atau kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya.
a.
Ketinggian Tempat : Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga
ketinggian tempat 1000 mdpl. Namun, untuk produktivitas optimalnya diketinggian
400m dpl.
b. Topografi
: Baik dikemiringan lereng 0°-12° atau 21%. Lahan yang kemiringannya 13°-25°
masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang baik. Untuk lahan
yang kemiringannya >25° sebaiknya tidak dipilih karena menyulitkan dalam
pengangkutan buah saat panen dan beresiko terjadi erosi.
c. Drainase
: Kelapa sawit memerlukan oksigen sehingga tidak menyukai daerah yang
tergenang. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan unsur
hara dan proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen
(N).
d. Tanah :
Kelapa sawit dapat tumbuh di tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu,
regosol, andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami kelapa sawit
asalkan ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan sudah tua
(saphrik). Sifat tanah yang perlu di perhatikan untuk budi daya kelapa sawit
adalah sebagai berikut :
*
Sifat Fisik Tanah : Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah yang
bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, tanah gambut memiliki ketebalan
tanah lebih dari 75 cm, dan berstruktur kuat.
*
Sifat Kimia Tanah : Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan
kandungan unsur hara yang tinggi dan pH tanah bereaksi dengan asam dengan
kisaran nilai 4,0-6,0 dan ber pH optimum 5,0-5,5.
3. Kesesuaian iklim
Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
(15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 1 250
– 2 500 mm/tahun. Kelapa sawit lebih toleran dengan
curah hujan yang tinggi dibandingkan dengan
jenis tanaman lainnya. Jumlah bulan kering lebih dari 3 bulan
merupakan faktor pembatas berat. Adanya bulan kering yang panjang
dan curah hujan yang rendah akan menyebabkan
terjadinya defisit air. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh
karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang di bandingkan tanaman
lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).
4.Rencana.budidaya
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
2. Penyiapan lahan.
- Pembukaan Lahan
Dilakukan
dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran, membuat petak- petak
hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch menggunakan
chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran yang lebih
kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan, semua
dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter
lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas
penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar
- Pengolahan Tanah
Pengolah
tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan traktor
dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan, arahnya
tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara
rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
- Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan
Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian lapangan,
membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama dan
jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km
dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam
kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag).
Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit
dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang
ke tempat tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan
saluran utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran
kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur
lahan. Saluran utama di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian
bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian
bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras individu di buat menggunakan mal
berbentuk tapak kuda dengan muka teras menhadap kearah lereng bukit. Ukuran
teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan tepi muka teras selebar 1,25 m.
3. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
B. Estimasi produksi
a. Kriteria Matang Panen
Kelapa sawit
mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang
panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang
panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya
kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan
menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4
tahun. Produksi TBS yang dihasilkan akan terus bertambah
seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang
optimal dan maksimal pada saat tanaman berumur 9
– 14 tahun, dan setelah itu produksi TBS
yang dihasilkan akan mulai menurun. Umumnya, tanaman kelapa
sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga berumur 25 – 26 tahun.
b. Cara Panen
Pemanenan
dilakukan untuk umur <7 tahun menggunakan alat dodos dengan lebar
10-12,5 cm dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu dan untuk kelapa sawit
umur >7 tahun menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium atau
batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga
buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah
yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm.
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya
tandan dan brondolan dikumpulkan di TPH.
c. Panen Pertama
Pemanenan
pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha perbulannya.
). Per kilo 1700 rb. 0,5 ton (500 kg) x 1700 = 850 rb.
Hasil akan
naik seiring dengan umur tanaman, berikut perkiraannya :
Tahun ke 6 – 10 => 1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan
Tahun ke 11 – 15 => 1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap bulan
Jadi
pada tahun ke 4 bisa mendapatkan hasil panen per HA per bulan sekitar 700 rb
per bulan. Jika dihitung secara sederhana 700 rb x 36 bulan = 25 jt-an.Modal
yang dikeluarkan sekitar 17 jt per HA sampai umur 4 th. Ada selisih 8 jt-an
yang bisa dipakai untuk ongkos produksi selama 3 th tersebut (dari umur 4 th –
7 th).JADI ESTIMASI saya pada umur 7 th atau setelah sawit menghasilkan yaitu
umur 4 th, dimana ini berarti ada masa 3 tahun yang dibutuhkan supaya BEP
setelah panen.
Masa BEP
yang sebenarnya sendiri saat umur 7 th. Setelah umur 7 tahun dimana hasil yang
didapat untuk tiap HA juga naik sedang biaya produksi untuk pupuk, pemangkasan
daun, penyemprotan relative sama dengan sebelum 4 th. Biaya yang naik adalah
biaya ongkos panen dan ongkos transportasi (biaya untuk mengangkut hasil panen)
sampai pabrik.Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat
mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.